Cari Blog Ini

Jumat, 30 Desember 2011

Honda BeAT, Juara Umum MP7 Honda Racing Championship 2011

Modif Honda BeAT 2010 (Jakarta)


Honda BeAT yang dipacu M. Nurgianto ini meraih juara umum di kelas MP7 Honda Racing Champinoship 2011. Gelar didapat usai racer tim Kawahara JP Racing PCO ini sukses menaklukan sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur (04/12).

Selain kehebatan Nurgianto dalam membaca racing line, engine juga punya pengaruh besar. Yuk dibedah seting yang diterapkan! Buat gapai kapasitas 130 cc, piston mengandalkan merek Kawahara Racing diameter 54,5 mm. Tapi, tak hanya piston saja, lho. Blok silinder juga ambil dari merek yang sama. Lha wong dijual satu set kok!

Kubah alias dome piston dipapas lagi 1 mm. Tujuannya buat kurangi rasio kompresi. Kalau enggak dipapas, kompresi main di 13,2 : 1. “Setelah dipapas, jadi 12,5 : 1,” ujar Mariasan Kocek, selaku tunner tim yang bermarkas di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang ini.

Permainan juga diikuti ubahan di head silinder. Untuk atur buka-tutup klep, durasi kem Kawahara tipe K-2 untuk BeAT dimainkan. Tapi, durasi diatur ulang agar sesuai kebutuhan.

"Durasi main di 268º. Pinggang kem dibuat jadi 25 mm,” bilang tunner yang karib disapa Marco yang artinya singkatan dari nama panjangnya itu. Biar lebih detail, Marco pun berani kasih rincian. Hitungannya setelah dial, klep in membuka 32º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 56º setelah TMB (Titik Mati Bawah). So, 32º + 56º + 180º = 268º. Durasi dan buka-tutup yang sama, juga berlaku buat klep buang. Klep ex, membuka 56º sebelum TMB dan menutup 32º setelah TMA. 56º + 32º + 180º = 268º.

Lewat durasi ini, bisa ditebak kalau Lobe Separation Angle (LSA) bermain di 102º. Angka yang dihasilkan LSA ini, punya kecenderungan tawarkan power band lebih lebar di putaran atas.

Karakter ini juga cocok dengan sirkuit Kenjeran dan gaya balap Nurgianto yang menyukai teknik rolling speed. Maka itu, racer karib disapa Anto itu tinggal menjaga rpm agar tak turun drastis. Jadi, power terus mengalir.

Power, bermain di putaran tinggi. Artinya, kebutuhan di ruang bakar pun musti tercukupi. Maka itu, lift klep dibuat tinggi. Buat klep in, dikasih 9,2 mm. Sedang klep buang, 9 mm. Lift klep ini didapat berkat penggantian klep.

Klep pakai punya Honda Sonic. Diameter batang sih sama dengan BeAT. Tapi, punya Sonic batangnya bisa dibuat lebih panjang. Makanya bisa bikin lift klep tinggi,” beber tunner yang sejatinya juga pembalap MotoPrix ini. Buat klep isap, diameter tetap dibuat jadi 25,5 mm. Sedang klep buang, juga sesuai standar yang main di 21 mm.

Buat temani kinerja klep agar konstan bermain, pilihan per klep jadi penentu. Karena putaran engine skubek tak seperti bebek yang kerap sentuh 14.000 rpm, Marco hanya mengandalkan pegas klep milik Yamaha Mio. Per klep ini pun didobel lagi pakai per milik Honda Grand. “Kerenggan klep main di 0,015 mm,” tutup pria berdarah Betawi ini. Congrastz Bor! 
DATA MODIFIKASI
Ban : FDR 90/80-14
Kampas kopling : Kawahara
Sok belakang : RRGS
Knalpot : Kawahara
Main/pilot jet : 100/ 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar