Gunung Talamau
Talamau terletak di Indonesia Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat,
Indonesia Ketinggian 2.913 m (10 ft) [1] Daftar Ribu Lokasi Pegunungan Bukit Barisan
Koordinat 0°16′29.14″N 99°55′46.28″
EKoordinat: 0°16′29.14″N 99°55′46.28″E
Gunung Talamau adalah gunung yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, berdampingan dengan Gunung Pasaman. Gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat ini memiliki ketinggian 2,920 meter ini, termasuk dalam tipe gunung api tidak aktif.
Dibawah puncak gunung pada ketinggian sekitar 2.750 m, terdapat 13 telaga. Nama-nama telaga diambil berdasarkan beberapa cerita legenda yang diyakini oleh penduduk disekitar Gunung Talamau.
Talago Biru.
Talago Buluah Parindu.
Talago Cindua Mato.
Talago Imbang Langik.
Talago Lumuik.
Talago Mandeh Rubiah.
Talago Puti Bungsu.
Talago Puti Sangka Bulan.
Talago Rajo Dewa.
Talago Satwa.
Talago Siuntuang Sudah.
Talago Tapian Puti Mambang Surau.
Talago Tapian Sutan Bagindo.
Gunung Talamau juga memiliki air terjun dengan ketinggian lebih dari 100 meter, bernama Air Terjun Puti Lenggo Geni.
Gunung Talang (nama lainnya Salasi atau Sulasi) merupakan gunung berapi yang terletak terletak di kabupaten Solok, provinsi Sumatra Barat, Indonesia.
Gunung Talang berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40 km sebelah timur kota Padang.
Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 m, merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatra Barat, dan salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau Talang. Gunung Talang sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai dengan tahun 2007[2].
Ada empat kecamatan yang warganya bermukim di sekitar kaki gunung ini, yakni kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembang Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk kabupaten Solok.
Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.
Gunung Tandikat memiliki tiga kawah yang diberi nama Kawah A, B dan K.
Gunung ini jarang sekali didaki dan hewan liar seperti harimau sumatra masih bisa ditemui di hutan-hutan Gunung Tandikat ini.
Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan alat dan kemampuan navigasi yang memadai. Keadaan jalan setapaknya tidak jelas dan bahkan kadang-kadang hilang atau terputus, serta hutannya masih rapat dan lembap. Selain itu antara ketinggian 650—1.700 m dpl, dijumpai banyak sekali pacet di sekitar jalan setapaknya. Hal-hal tersebut membuat gunung ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendakinya.
Tandikat juga merupakan bagian dari 3 puncak gunung di Minangkabau yang dikenal dengan Puncak-puncak Tri Arga (yaitu Singgalang, Marapi dan Tandikat). Meski Tandikat kurang populer di kalangan para pendaki, tapi ini dianggap sebagai nilai lebih. Suasana yang alami dan jarang dijamah manusia menjadikannya berbeda dengan kedua puncak gunung yang lain.
Pada tahun 1998 pernah dirintis sebuah jalur pendakian dari titik ini oleh tim Mapala Unand dengan waktu tempuh 5 hari mendaki dan 2 hari turun. Jalur ini dimulai dari tower Satelindo di kawasan Anai Resort pada koordinat 00°28’52,6” LS - 100°19’14,4” BT dengan elevasi 665 m dpl. Dari sisi barat lurah dalam, menuju ke arah utara melalui jalan setapak dapat sampai ke puncak, namun jalannya sangat rumit karena semak-semak yang rapat dan didominasi oleh pakis dan rotan. Diperlukan adanya penunjuk jalan agar tidak tersesat. Di samping itu keharusan menyeberang banyak anak sungai, yang di waktu hujan menjadi aliran sungai yang cukup deras, menjadi kesulitan tersendiri untuk melewatinya.
Sekitar 45 menit berjalan santai dari tower akan tiba di air terjun Lurah. Air terjun ini sangat alami karena berada di tengah rimba dan jarang orang yang mengunjunginya. Tingginya sekitar 25 meter dan di bawahnya terbentuk kolam yang cukup dalam, akan tetapi tidak mudah untuk turun ke air terjun tersebut. Yang menarik air terjun ini juga merupakan wilayah perlintasan hewan primata siamang dan simpai di daerah ini.
Selanjutnya perjalanan akan mengarah ke barat menuju punggungan di atas sungai Paraman Sani, yang merupakan sumber air untuk Anai Resort. Jalur jalan setapak ini sudah tersedia hingga ketinggian 867 m dpl. Dari sini jalan dilanjutkan hingga melewati Bukit Sangkur, dari puncak bukit ini terlihat pemandangan lembah yang sangat indah dan sungai Paraman Sani yang membelah Gunung Tandikat dan Gunung Gadang. Dari tebing gunung Tandikat akan banyak terlihat air terjun, dan semakin banyak jika hujan turun.
Antara ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl rute yang ditempuh sangat curam. Pada saat cuaca cerah, dari titik-titik tertentu di punggungan gunung tersebut pemandangannnya terbuka, sehingga bisa dilihat keindahan panorama kota Pariaman dan batas pantainya dengan jelas. Pada ketinggian sekitar 1.200 m dpl gigir gunung ini tipis dan jurang menganga di kanan kiri jalan mendominasi jalurnya.
Rute yang paling mudah ditempuh adalah dari Desa Singgalang Ganting. Di sepanjang jalan setapak menuju puncak beberapa kali akan dijumpai sungai kecil.
Hingga tahun 2006 gunung ini belum pernah meletus, keadaan puncaknya banyak ditumbuhi oleh pohon dan semak-semak membuat sedikit susah dan harus merintis jalan menuju puncak. Selain itu pengunjung bisa menuruni kawah gunung, yang di dasarnya terdapat beberapa lubang kepundan kecil yang mengeluarkan asap belerang serta berbunyi menderu. Dasar kawah ini cukup luas dan bisa untuk mendirikan tenda. Di samping itu juga terdapat telaga kecil namun airnya berasa belerang.
Di sekitar G. Tandikat ini terdapat banyak air terjun, baik yang musiman maupun permanen. Sungai-sungainya pun sangat jernih airnya, nyaris tidak terdapat endapan lumpur di dalamnya.
Kawasan hutan lindungnya merupakan tempat hidup banyak jenis hewan liar. Burung rangkong, simpai dan siamang mudah ditemui, terutama dalam perjalanan mendaki dari arah Lembah Anai Resort.
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padangpanjang dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18[1].
Gunung Singgalang merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia dengan ketinggian 2,877 meter.
Dari bentuknya, gunung ini sangat mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung ini sudah tidak aktif lagi dan mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga ini dinamai Telaga Dewi. Gunung Singgalang mempunyai kawasan hutan gunung yang sangat lembap serta memiliki kandungan air yang banyak.
Gunung Pasaman adalah gunung yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, berdampingan dengan Gunung Talamau.
Gunung ini termasuk dalam tipe gunung api tidak aktif, dikenal juga
dengan nama Puncak Rajo Imbang Langik, diambil dari nama raja yang
pernah berkuasa di daerah tersebut pada zaman dahulu.
Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Kerinci masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.
Talamau terletak di Indonesia Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat,
Indonesia Ketinggian 2.913 m (10 ft) [1] Daftar Ribu Lokasi Pegunungan Bukit Barisan
Koordinat 0°16′29.14″N 99°55′46.28″
EKoordinat: 0°16′29.14″N 99°55′46.28″E
Gunung Talamau adalah gunung yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, berdampingan dengan Gunung Pasaman. Gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat ini memiliki ketinggian 2,920 meter ini, termasuk dalam tipe gunung api tidak aktif.
Dibawah puncak gunung pada ketinggian sekitar 2.750 m, terdapat 13 telaga. Nama-nama telaga diambil berdasarkan beberapa cerita legenda yang diyakini oleh penduduk disekitar Gunung Talamau.
Talago Biru.
Talago Buluah Parindu.
Talago Cindua Mato.
Talago Imbang Langik.
Talago Lumuik.
Talago Mandeh Rubiah.
Talago Puti Bungsu.
Talago Puti Sangka Bulan.
Talago Rajo Dewa.
Talago Satwa.
Talago Siuntuang Sudah.
Talago Tapian Puti Mambang Surau.
Talago Tapian Sutan Bagindo.
Gunung Talamau juga memiliki air terjun dengan ketinggian lebih dari 100 meter, bernama Air Terjun Puti Lenggo Geni.
Gunung Talang
Talang | |
---|---|
Gunung Talang |
|
Ketinggian | 2,597 m (8.520 ft) [1] |
Daftar | Ribu |
Lokasi | |
Talang
|
|
Pegunungan | Bukit Barisan |
Koordinat | 0°58′42″S 100°40′46″EKoordinat: 0°58′42″S 100°40′46″E |
Geologi | |
Jenis | Stratovolcano |
Umur batuan | Pleistosen |
Busur/sabuk vulkanik | Busur Sunda |
Letusan terakhir | 2007 |
Gunung Talang berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40 km sebelah timur kota Padang.
Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 m, merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatra Barat, dan salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau Talang. Gunung Talang sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai dengan tahun 2007[2].
Ada empat kecamatan yang warganya bermukim di sekitar kaki gunung ini, yakni kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembang Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk kabupaten Solok.
Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.
Gunung Tandikat
Gunung Tandikat memiliki tiga kawah yang diberi nama Kawah A, B dan K.
Jalur Pendakian |
Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan alat dan kemampuan navigasi yang memadai. Keadaan jalan setapaknya tidak jelas dan bahkan kadang-kadang hilang atau terputus, serta hutannya masih rapat dan lembap. Selain itu antara ketinggian 650—1.700 m dpl, dijumpai banyak sekali pacet di sekitar jalan setapaknya. Hal-hal tersebut membuat gunung ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendakinya.
Tandikat juga merupakan bagian dari 3 puncak gunung di Minangkabau yang dikenal dengan Puncak-puncak Tri Arga (yaitu Singgalang, Marapi dan Tandikat). Meski Tandikat kurang populer di kalangan para pendaki, tapi ini dianggap sebagai nilai lebih. Suasana yang alami dan jarang dijamah manusia menjadikannya berbeda dengan kedua puncak gunung yang lain.
Jalur rintisan
Pendakian dilakukan dari Lembah Anai Resort merupakan jalur rintisan pendakian menuju ke puncak Tandikat.Pada tahun 1998 pernah dirintis sebuah jalur pendakian dari titik ini oleh tim Mapala Unand dengan waktu tempuh 5 hari mendaki dan 2 hari turun. Jalur ini dimulai dari tower Satelindo di kawasan Anai Resort pada koordinat 00°28’52,6” LS - 100°19’14,4” BT dengan elevasi 665 m dpl. Dari sisi barat lurah dalam, menuju ke arah utara melalui jalan setapak dapat sampai ke puncak, namun jalannya sangat rumit karena semak-semak yang rapat dan didominasi oleh pakis dan rotan. Diperlukan adanya penunjuk jalan agar tidak tersesat. Di samping itu keharusan menyeberang banyak anak sungai, yang di waktu hujan menjadi aliran sungai yang cukup deras, menjadi kesulitan tersendiri untuk melewatinya.
Sekitar 45 menit berjalan santai dari tower akan tiba di air terjun Lurah. Air terjun ini sangat alami karena berada di tengah rimba dan jarang orang yang mengunjunginya. Tingginya sekitar 25 meter dan di bawahnya terbentuk kolam yang cukup dalam, akan tetapi tidak mudah untuk turun ke air terjun tersebut. Yang menarik air terjun ini juga merupakan wilayah perlintasan hewan primata siamang dan simpai di daerah ini.
Selanjutnya perjalanan akan mengarah ke barat menuju punggungan di atas sungai Paraman Sani, yang merupakan sumber air untuk Anai Resort. Jalur jalan setapak ini sudah tersedia hingga ketinggian 867 m dpl. Dari sini jalan dilanjutkan hingga melewati Bukit Sangkur, dari puncak bukit ini terlihat pemandangan lembah yang sangat indah dan sungai Paraman Sani yang membelah Gunung Tandikat dan Gunung Gadang. Dari tebing gunung Tandikat akan banyak terlihat air terjun, dan semakin banyak jika hujan turun.
Antara ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl rute yang ditempuh sangat curam. Pada saat cuaca cerah, dari titik-titik tertentu di punggungan gunung tersebut pemandangannnya terbuka, sehingga bisa dilihat keindahan panorama kota Pariaman dan batas pantainya dengan jelas. Pada ketinggian sekitar 1.200 m dpl gigir gunung ini tipis dan jurang menganga di kanan kiri jalan mendominasi jalurnya.
Akses pendakian lainnya
- Rute Desa Singgalang Ganting
- Rute Desa Malalak
Rute yang paling mudah ditempuh adalah dari Desa Singgalang Ganting. Di sepanjang jalan setapak menuju puncak beberapa kali akan dijumpai sungai kecil.
Demografi
Gunung Tandikat tidak terlalu tinggi, mempunyai daerah permukiman yang berada agak jauh di luar kawasan rawan bencana. Hanya ada beberapa kampung (desa) yang berada pada kawasan rawan bencana I, yaitu: desa-desa yang berada di bagian selatan, karena bukaan kawahnya cenderung ke bagian selatan, sehingga banyak sungai yang berhulu dari puncak. Sedangkan perkampungan lain umumnya terletak pada daerah punggungan yang berjarak lebih dari 6 km dari pusat erupsi dan relatif aman terhadap bahaya aliran, hanya kemungkinan terjangkau oleh jatuhan piroklastik yang diperkirakan dapat mencapai 8 km dari pusat erupsi.Inventarisasi sumberdaya gunung api
Hasil erupsi Gunung Tandikat pada masa lampau banyak menghasilkan batuan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan bangunan, sebagai bahan material dasar untuk pembangunan gedung, jalan raya dan lainya. Selain itu dengan dipeliharanya hutan lindung di gunung Tandikat, sumberdaya alam berupa tempat tersimpannya cadangan air tanah, untuk irigasi, air minum di kota-kota dan lainnya. Banyak sekali sungai kecil yang membelah lembah–lembah di Tandikat, mata air pun banyak ditemukan karena kondisi hutannya yang relatif masih terjaga.Wisata
Gunung Tandikat mempunyai pemandangan yang sangat indah sebagaimana layaknya sebuah gunung api, dan dapat dijadikan objek tujuan wisata yang sangat menyenangkan.Hingga tahun 2006 gunung ini belum pernah meletus, keadaan puncaknya banyak ditumbuhi oleh pohon dan semak-semak membuat sedikit susah dan harus merintis jalan menuju puncak. Selain itu pengunjung bisa menuruni kawah gunung, yang di dasarnya terdapat beberapa lubang kepundan kecil yang mengeluarkan asap belerang serta berbunyi menderu. Dasar kawah ini cukup luas dan bisa untuk mendirikan tenda. Di samping itu juga terdapat telaga kecil namun airnya berasa belerang.
Di sekitar G. Tandikat ini terdapat banyak air terjun, baik yang musiman maupun permanen. Sungai-sungainya pun sangat jernih airnya, nyaris tidak terdapat endapan lumpur di dalamnya.
Kawasan hutan lindungnya merupakan tempat hidup banyak jenis hewan liar. Burung rangkong, simpai dan siamang mudah ditemui, terutama dalam perjalanan mendaki dari arah Lembah Anai Resort.
Gunung Marapi
Marapi | |
---|---|
Gunung Marapi |
|
Ketinggian | 2,891 m (9.485 ft) [1] |
Daftar | Ribu |
Lokasi | |
Pegunungan | Bukit Barisan |
Koordinat | 0°22′50″S 100°28′24″EKoordinat: 0°22′50″S 100°28′24″E |
Geologi | |
Jenis | Stratovolcano |
Umur batuan | Pleistosen |
Busur/sabuk vulkanik | Busur Sunda |
Letusan terakhir | 2004 |
Kronologis
- Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh[3].
- Pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat[3].
Gunung Singgalang
Singgalang | |
---|---|
Gunung Singgalang |
|
Ketinggian | 2.877 m (9 ft) [1] |
Daftar | Ribu |
Lokasi | |
Pegunungan | Bukit Barisan |
Koordinat | 0°23′24″S 100°19′51″EKoordinat: 0°23′24″S 100°19′51″E |
Geologi | |
Jenis | stratovolcano |
Dari bentuknya, gunung ini sangat mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung ini sudah tidak aktif lagi dan mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga ini dinamai Telaga Dewi. Gunung Singgalang mempunyai kawasan hutan gunung yang sangat lembap serta memiliki kandungan air yang banyak.
Gunung Pasaman
Gunung Pasaman | |
---|---|
Ketinggian | 2.900 meter (9.515 kaki) |
Lokasi | |
Lokasi | Sumatera Barat, Indonesia |
Pendakian | |
Rute termudah | Desa Durian Kandang |
Gunung Kerinci
Gunung Kerinci | |
---|---|
Gunung Kerinci (1987) |
|
Ketinggian | 3,805 m (12.484 ft) |
Ketinggian topografi | 3,805 m (12.484 ft) Urutan ke-33 |
Daftar | Ultra Ribu |
Lokasi | |
Pegunungan | Bukit Barisan |
Koordinat | 1°41′48″S 101°15′56″EKoordinat: 1°41′48″S 101°15′56″E |
Geologi | |
Jenis | Stratovolcano |
Busur/sabuk vulkanik | Cincin Api Pasifik |
Letusan terakhir | 2009 |
Pendakian | |
Pertama didaki | 1877 oleh von Hasselt and Veth |
Rute termudah | Kersik Tuo |
Kerinci masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.
Gunung Sago
Sago | |
---|---|
Gunung Sago |
|
Ketinggian | 2.261 m (7 ft) [1] |
Daftar | Ribu |
Lokasi | |
Pegunungan | Bukit Barisan |
Koordinat | 0°19′37″S 100°40′14″E |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar